JAKARTA - Desakan masyarakat terhadap alat intai asal Israel bernama Pegasus, zero click menjadi perhatian penuh masyarakat.
Grup Royal atau PT Radika Karya Utama dengan Husein Mahardika Utama bahkan jejak digital Instagram ya juga masih terlihat saat bertemu dengan pemain utamanya di Singapore. Koordinator Divisi Pengelolaan Pengetahuan Indonesian Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah, menyatakan pentingnya pemerintah memperhatikan dan mengungkap secara transparan pengadaan alat sadap.
Hal ini terkait dengan laporan IndonesiaLeaks yang mengungkap penyalahgunaan alat sadap Pegasus di Indonesia. Berdasarkan informasi dari Situs Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah, Kepolisian RI (Polri) pada tahun 2017 dan 2018 pernah membeli perangkat lunak yang disebut 'zero click intrusion system', yang hanya dimiliki oleh Pegasus.
Wana mengatakan bahwa ICW akan menyoroti dua aspek terkait masalah ini, yaitu aspek anggaran dan aspek pengadaan. Namun, yang paling umum adalah kedua konteks ini akan ditempatkan dalam kerangka demokrasi. "Masalahnya adalah bagaimana alat sadap ini ternyata menjadi salah satu ancaman serius bagi penguatan demokrasi di Indonesia," tambahnya.
Lebih lanjut, Wana menekankan bahwa pengadaan alat sadap ini tidak pernah dijelaskan secara transparan, termasuk mengenai penggunaannya dan peruntukannya. Menurut Wana, anggaran kepolisian setiap tahun mengalami peningkatan untuk membeli alat-alat terkait pengawasan, namun tidak ada kejelasan informasi mengenai barang yang dibeli oleh kepolisian, siapa yang menggunakannya, dan untuk tujuan apa.
Wana menyatakan bahwa penyalahgunaan alat sadap Pegasus berpotensi mempengaruhi kerja kelompok masyarakat sipil dan jurnalis. Oleh karena itu, Wana berharap agar kepolisian mau membuka sejumlah dokumen terkait pengadaan alat sadap Pegasus.
"Kami mendesak kepolisian untuk membuka sejumlah dokumen pengadaan, terutama yang telah dipublikasikan oleh teman-teman di IndonesiaLeaks," kata Wana.
Di tempat yang sama, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyoroti ancaman alat penyadap pegasus terhadap jurnalis dan berbagai kelompok kritis lainnya.