KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Berbendera Malaysia, Selamatkan Potensi Kerugian Rp19,9 Miliar
ilustrasi

JAKARTA - Di Indonesia, pada 30 September 2022, Reuters melaporkan serangan Pegasus yang sedikitnya menyasar 12 pejabat senior pemerintah. Mantan Ketua Umum Partai Golkar yang kini menjabat Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto salah satunya. ”Itu nggak boleh. Seharusnya kalau sadap harus law enforcement,” ujarnya. Penegakan hukum yang dimaksud Airlangga ialah perundang-undangan.

Pasal 40 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 UU Telekomunikasi menyatakan setiap manusia dilarang keras melakukan aktivitas penyadapan yang kemudian disalurkan dalam bentuk apapun. Larangan abuse dan penyadapan juga diatur dalam Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE). Regulasi tersebut menekankan pihak yang boleh melakukan penyadapan dalam rangka penegakan hukum.

Peneliti Citizenlab asal Indonesia, Irene Poetranto mengatakan salah satu tanda intersep Pegasus, ialah notifikasi pemberitahuan pada ponsel berbasis IOS. Sistem keamanan Iphone disinyalir mampu mendeteksi karena pernah mendapat serangan Pegasus. Dari hasil forensik sejumlah kasus ditemukan kode tertentu yang hanya dimiliki NSO. ”Ada kode tertentu yang menandakan itu serangan Pegasus,” kata Irene.

Sayangnya, tidak semua pengguna perangkat telepon pintar sadar dengan pertanda intersep. Juru Bicara Kemenkoperek, Alia Karenina menyebut bahwa Menteri Airlangga pun tak sempat memonitor notifikasi Iphone. “Bapak menggunakan beberapa handphone untuk keperluan berbeda, tidak hanya Iphone. Itu pun sudah beberapa kali berganti,” ujarnya saat dihubungi.

Sejumlah praktisi teknologi dan pengusaha yang pernah mendatangkan produk Israel ketika ditemui secara terpisah membenarkan keberadaan alat mata-mata di Indonesia. Badan Intelijen Negara (BIN), Mabes Polri, BSSN dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diduga menggunakan alat tersebut sejak 2018.

Ongkos yang perlu dibayar untuk mendatangkan alat ini tak sedikit. Pegasus sedikitnya dibandrol dengan harga Rp500 miliar sampai Rp1 triliun. Menurut sumber Indonesialeaks, proses pembelian bisa dilakukan melalui perantara pihak ketiga atau perusahaan swasta tanpa melibatkan langsung instansi pemerintah, maupun penegak hukum. Ini dilakukan karena Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Oleh sebab itu, proses transaksi kerap dilakukan di luar Indonesia, seperti di Singapura, Eropa, maupun Israel.

Setelah melakukan transaksi, pihak perusahaan akan mengirimkan alat NSO ke Indonesia melalui jalur laut maupun udara. Proses pengirimannya pun tak sembarang. Pihak perusahaan terkadang menyamarkan peranti lunak tersebut ke dalam sebuah laptop. Ada pula yang dikirim hanya melalui diska lepas. Setelah proses transaksi selesai, pihak perusahaan akan memberikan waktu kepada pengguna untuk berlatih selama satu minggu.

Sumber Indonesialeaks menyebut tak banyak perusahaan yang memiliki akses ke NSO. Tak lebih dari sepuluh perusahaan yang bisa membawa alat tersebut ke Indonesia. Seluruh lembaga negara yang berminat mendatangkan produk NSO pasti menggandeng salah satu dari perusahaan tersebut. “Mekanismenya selalu B to G karena kita tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel,” ujar sumber.

Indonesialeaks sempat melihat video penggunaan alat sadap. Ketika sebuah nomor telepon diketik ke dalam sebuah aplikasi, maka keluar pelbagai macam data yang dapat diunduh. Antara lain mengenai lokasi, telepon, kamera, dan video. “Jadi semua dapat diambil.” ujarnya saat ditemui pada 4 November 2022 lalu.

Menurut dia, alat mata-mata Pegasus memiliki spesifikasi khusus, antara yang terbatas dan tidak. Penggunaan secara terbatas hanya dapat menyasar sebanyak 7-20 target. ”Satu target satu user,” katanya.